Deneva Class Oktober 2014 | SEGENGGAM ILMU

Pages

Kamis, 30 Oktober 2014

Pantai Gerangan

Pantai Gerangan

Pantai Gerangan. Pantai dengan ombak laut tenang sedikitnya angin laut, panorama pohon yang indah, dan air yang bening menjadi ke Istimewaan tersendiri Pantai Gerangan dari pada pantai - pantai lain di Tulungagung.
Pantai yang berjarak kurang lebih 36 Km dari Kota Tulungagung, terletak di desa Ngrejo Kecamatan Tanggunggunung biasa di tempuh dengan kendaraan sepeda motor kurang lebih 1,5 Jam karena jalannya sedikit kurang bagus.
Pantai Gerangan tidak menjolok langsung ke laut bebas, yang menyebabkan anginnya tenang, dan ombaknya kecil. Sangat cocok untuk istirahat menikmati Pantai. Dan para warga sekitar banyak bermata pencaharian sebagai Nelayan dan Petani sehingga kita saat perahu kembali ke daratan bisa beli ikan. Karena masih ke asrinya Pantai Gerangan Tulungagung, tidak kita temui para penjual makanan, jadi kalo kesana membawa bekal yang banyak atau menunggu nelayan kembali ke darat. Sungguh indah Pantai Gerangan.

Pantai Brumbun

Pantai Brumbun

brumbunPantai Brumbun merupakan teluk yang masih sangat alami dan begitu cantik. Pemandangan pemecah ombak yang sangat menarik dapat kita jumpai disana.
Pantai Brumbun terletak di dusun Wonokoyo Desa Ngrejo kecamatan Tanggunggunung kabupaten Tulungagung. Pantai Ini berjarak sekitar 35 km dari kota Tulungagung. Karena jalan menuju pantai Brumbun kurang memadai dan begitu berliku-liku, kendaraan yang paling cocok digunakan adalah sepeda motor.
Sesampainya disana, anda akan disuguhi pemandangan yang sangat indah. Hijaunya pepohonan menambah keindahan pantai yang terletak di selatan kota Tulungagung ini. Pemandangan pemecah ombak khas pantai Brumbun, dapat kita jumpai di tanjung yang bernama Tanjung Tadah.
Ombak di Pantai Brumbun yang tenang, memudahkan kita untuk bermain air dan pasir putih. Disana anda bisa mendapati para nelayan yang sedang mencari ikan dengan perahunya. Ikan yang masih segar, dapat dibeli langsung dari nelayan untuk dijadikan oleh-oleh dari pantai Brumbun.

Masjid Agung Al Munawwar

Masjid Agung Al Munawwar

Masjid Agung Al Munawwar terletak masih di kawasan Taman Kusuma Wicitra, tepatnya di sebelah baratnya. Diresmikan pada tanggal 17 September 1992 oleh Gubernur Jatim saat itu. Masjid ini tidak memiliki kubah yang bulat, tetapi segitiga. Mencerminkan perpaduan arsitektur Arab dengan Jawa (joglo). Masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi, dan renovasinya yang terbaru seperti penambahan lis pintu utama yang mungkin mengadaptasi arsitektur masjid-masjid khas timur tengah, diperkuat dengan warna ornamennya yang semakin menguatkan kesan timur tengah. Sayangnya, renovasi ini terlalu berdampak bagi ruang yang terlalu sempit. Sehingga dengan adanya penambahan hiasan dan renovasi ini, masjid Al Munawar jadi terlihat sempit dan kurang lega.

Tampak luar Masjid Al Munawar

Tetapi meski begitu, seperti masjid-masjid kebanyakan, suasana di dalam masjid Al Munawar sangat sejuk dan teduh.

WISATA TULUNGAGUNG

WISATA TULUNGAGUNG

TULUNGAGUNG

 Kabupaten Tulungagung terletak di wilayah selatan provinsi Jawa Timur dan sudah siap untuk menyambut para wisatawan untuk menikmati semua pemandangan dan berbagai budaya tradisional.Mulai dari distrik bernama Ngrawa, berkembang menjadi kabupaten di Jawa Timur dan sekarang Tulungagung adalah sebagai sama dengan yang lain kota di Indonesia. Kabupaten Tulungagung memiliki ribuan obyek wisata yang menarik untuk dinikmati oleh wisatawan baik dalam maupun luar negeri.Tulungagung memiliki wisata yang lengkap, wisata alam, pantai, gunung, budaya dan sejarah, seperti,. Homo Wajakensis yang pernah menjadi terkenal dalam antropologi ilmuwan, dan beberapa situs sejarah Kabupaten Tulungagung, yang merupakan bagian dari Provinsi Jawa Timur memiliki banyak pantai yang alami. Kabupaten ini memiliki banyak pantai dan teluk koleksi. Yang terkenal adalah pantai Tulungagung Pantai Popoh. Pantai ini telah dikenal baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.Popoh dihadapkan langsung dengan Samudra Hindia dan menawarkan eksotis pantai.Pemerintah dan masyarakat sekitar yang merawat dengan baik dan dilengkapi dengan beberapa fasilitas pariwisata, seperti; hotel, restoran, toko-toko suvenir, masjid, area taman, panggung hiburan, dll Tulungagung sering disebut sebagai gudang kebudayaan, khususnya Jawa budaya yang masih berkembang di masyarakat sekitar.Kebudayaan tradisional masih terus menerus dan memiliki banyak penggemar.Budaya adalah; wayang, ketoprak, reyog, tayub, ludruk, jaranan, kentrung, dll

Kondisi Geografis Kabupaten Tulungagung

Kondisi Geografis Kabupaten Tulungagung


A. Letak, Luas dan Batas Administrasi
Secara geografis Kabupaten Tulungagung terletak antara koordinat (111°43' - 112°07') Bujur Timur dan (7°51' – 8°18') Lintang Selatan dengan titik nol derajat dihitung dari Greenwich Inggris. Dan terletak kurang lebih 154 km ke arah Barat Daya dari Kota Surabaya.
Luas wilayah Kabupaten Tulungagung secara keseluruhan sebesar 1.150,41 Km² (115.050 Ha) atau sekitar 2,2% dari seluruh wilayah Propinsi Jawa Timur.
Adapun batas-batas administrasi Kabupaten Tulungagung adalah sebagai berikut:
-Sebelah Utara:Kabupaten Kediri, Nganjuk dan Blitar.
-Sebelah Timur:Kabupaten Blitar.
-Sebelah Selatan:Samudera Hindia/Indonesia.
-Sebelah Barat:Kabupaten Trenggalek dan Ponorogo.


B. Keadaan Geografis
1) Fisiografi
Fisiografi wilayah Kabupaten Tulungagung menunjukkan adanya dataran rendah, perbukitan bergelombang serta daerah lereng Gunung Wilis. Adapun secara garis besar dapat dibedakan sebagai berikut:
  • Bagian utara (barat daya) seluas +25%, adalah daerah lereng gunung yang relatif subur yang merupakan bagian tenggara dari Gunung Wilis.
  • Bagian selatan seluas +40% adalah daerah perbukitan yang relatif tandus, namun kaya akan potensi hutan (walaupun akhir-akhir ini terjadi kerusakan besar-besaran) dan bahan tambang merupakan bagian dari pegunungan selatan Jawa Timur.
  • Bagian Tengah seluas +35% adalah dataran rendah yang subur dimana dataran ini dilalui oleh Sungai Brantas dan Sungai Ngrowo beserta cabang-cabangnya.
2) Relief
Relief adalah beda tinggi dari suatu tempat ke tempat lain pada suatu daerah dan juga curam-landainya lereng-lereng yang ada. Termasuk dalam pengertian relief ini adalah bentuk-bentuk bukit, lembah, dataran, tebing, gunung dan sebagainya.
Keadaan topografi Kabupaten Tulungagung menunjukkan ketinggian yang bervariasi sebagai berikut :
  • Ketinggian 0 – 100 meter diatas permukaan air laut meliputi wilayah seluas 38.527,23 Ha atau 33,49% dari luas wilayah Tulungagung.
  • Ketinggian 100 – 500 meter diatas permukaan air laut meliputi wilayah seluas 64.215,89 Ha atau 55,82% dari luas wilayah Tulungagung.
  • Ketinggian 500-1.000 meter diatas permukaan air laut meliputi wilayah seluas 9.479,38 Ha atau 7.67% dari luas wilayah Tulungagung.
  • Ketinggian lebih dari 1.000 meter diatas permukaan air laut meliputi wilayah seluas 3.474,24 Ha atau 3,02% dari luas wilayah Tulungagung.
3) Geologi
- Tatanan Stratigrafi
Tatanan stratigrafi Kabupaten Tulungagung, meliputi:
a. Endapan Permukaan
(1) Aluvium ( Qa ).
Endapan ini merupakan hasil aktifitas endapan sungai, pantai dan rawa, yang disusun oleh kerakal, kerikil, pasir, lanau, lempung dan lumpur. Dijumpai di Kecamatan-Kecamatan Besuki, Bandung, Pakel, Campurdarat, Rejotangan, Ngunut, Sumbergempol, Boyolangu, Gondang, Kauman, Tulungagung, Kedungwaru, Ngantru, dan Karangrejo.
b. Batuan Sedimen
(2) Satuan Breksi/Formasi Arjosari (Toma).
Berupa runtuhan endapan turbidit, yang ke arah mendatar berangsur berubah menjadi batuan gunung api. Umur satuan ini adalah Oligosen Akhir-Miosen Awal, tersingkap di Kecamatan-Kecamatan Gondang dan Kauman.

(3) Satuan Batu gamping/Formasi Campurdarat.
Disusun oleh batu gamping hablur yang bersisipan dengan batu lempung berkarbon.
Berumur akhir Miosen Awal-Awal Miosen Tengah. Tersebar di Kecamatan-Kecamatan Bandung, Besuki, Campurdarat dan Tanggunggunung.
(4) Satuan Batulempung/Formasi Nampol ( Tmn).
Tersusun oleh perulangan batulempung, batupasir dan tuf yang bersisipan konglomerat dan breksi. Umur satuan ini adalah miosen awal. Secara setempat-setempat dijumpai di Kecamatan-Kecamatan Bandung, Besuki, Tanggunggunung, Kalidawir, dan Pucanglaban.
(5) Satuan Batugamping Terumbu / Formasi Wonosari (Tmwl).
Litologi tersusun oleh batugamping terumbu, batugamping berlapis, batugamping berkepingan, batugamping pasiran kasar, batugamping tufan dan napal.
Satuan ini berumur miosen tengah-miosen akhir dan dapat di jumpai di Kecamatan Pucanglaban dan Kalidawir.
c. Batuan Gunung Api
(6) Satuan Gunung Api Tua/Formasi Mandalika (Tomn).
Batuan penyusun berupa breksi gunung api, lava, tuf, batupasir dan batulanau. Umur satuan ini adalah oligo miosen. Tersingkap di Kecamatan-Kecamatan Besuki, Bandung, Tanggunggunung, Campurdarat, Boyolangu, Kalidawir dan Pagerwojo.

(7) Satuan Breksi Gunung Api/ Formasi Wuni (Tmw).
Tersusun oleh breksi gunung api, tuf, batupasir, dan batulanau yang umumnya tufan, bersisipan batugamping. Berumur miosen. Tersingkap setempat-setempat di Kecamatan Pucanglaban.
(8) Satuan Gunung Api Muda/Batuan Gunung api.
Litologi penyusun batuan berupa lava, breksi piroklastik, lapili, tuf, endapan lahar dan lumpur gunung api. Satuan ini berumur plistosen.
d. Batuan Terobosan
(9) Satuan Andesit (An)
Litologi berwarna kelabu kehitaman, tekstur porfiritik, berkomposisi andesin, kuarsa, ortoklas, biotit, mineral bijih, dan tertanam dalam masa dasar mikrolit dan kaca gunung api, satuan ini dijumpai di Kecamatan Besuki pada Gunung Tanggul yang nampak menjulang tinggi. Gambaran pembagian tatanan stratigrafi dapat dilihat pada peta berikut.
- Struktur dan Tektonika
a. Secara struktur Kabupaten Tulungagung dijumpai adanya struktur rekahan (kekar), patahan (sesar) dan lipatan (sinklin dan antiklin).
Struktur sesar yang terjadi berupa :
  • Sesar mendatar: berarah barat laut-tenggara dan timur laut-barat daya, ditafsirkan sebagai sesar geser gerus.
  • Sesar turun: kelurusan berarah barat-timur atau hampir utara-selatan.
Pola-pola struktur dengan arah gaya utama adalah nisbi utara-selatan.
b. Secara Tektonika, arah penekanan pola-pola struktural tersebut, sebagai hasil aktivitas kegiatan penunjaman kerak Samudera Hindia-Australia yang aktif menghujam ke arah utara terhadap kerak Benua ( termasuk Pulau Jawa).

4) Jenis Tanah

Beberapa jenis tanah yang dijumpai di wilayah Kabupaten Tulungagung yakni:
  • Tanah alluvial coklat kekelabuan terdapat di Kecamatan Bandung dan Kecamatan Besuki.
  • Tanah alluvial coklat tua kekelabuan terdapat di Kecamatan-Kecamatan Besuki, Pakel, Campurdarat, Tulungagung, Boyolangu, Kalidawir dan Pucanglaban.
  • Tanah assosiasi alluvial kelabu dan alluvial coklat kekelabuan di Kecamatan-Kecamatan Besuki, Bandung, Pakel, Campurdarat, Gondang, Boyolangu, Tulungagung, Kedungwaru, Ngantru, Sumbergempol, Kalidawir dan Ngunut.
  • Tanah litosol terdapat di Kecamatan-Kecamatan Bandung, Besuki, Tanggunggunung, Kalidawir dan Boyolangu.
  • Tanah litosol mediteran dan resina terdapat di Kecamatan-Kecamatan Besuki, Tanggunggunung, Sumbergempol, Kalidawir, Pucanglaban dan Rejotangan.
  • Tanah regosol coklat kekelabuan terdapat di Kecamatan-Kecamatan Ngunut, Pucanglaban dan Rejotangan.
  • Tanah mediteran coklat kemerahan terdapat di Kecamatan Gondang, Kauman, Karangrejo, Pagerwojo dan Kecamatan Sendang.
  • Litosol coklat kemerahan terdapat di Kecamatan Pagerwojo dan Kecamatan Sendang.
  • Tanah andosol terdapat di Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwojo.
Dilihat dari jenis tanah yang ada serta hubungannya dengan penggunaan tanah, perlu diperhatikan sifat kimia dan fisika tanah setempat yang nantinya dapat dipergunakan untuk meningkatkan produktivitas tanah seoptimal mungkin. Tanah-tanah litosol yang mendominasi wilayah bagian selatan Kabupaten Tulungagung meliputi Kecamatan-Kecamatan Besuki, Tanggunggunung, Kalidawir dan Pucanglaban. Mempunyai kedalaman efektif tanah dangkal, karena topografi yang bergelombang serta kemiringan tanah lebih dari 40%, maka pada daerah ini diharapkan ditanami dengan tanaman keras yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan sekaligus berfungsi sebagai tanaman pelindung dan zona perakaran untuk tata air.
Tanah litosol dengan batuan induk kapur terdapat di Kecamatan-Kecamatan Tanggunggunung, Kalidawir dan Pucanglaban, mempunyai kedalaman efektif yang dangkal dan kandungan unsur hara yang miskin serta mempunyai kepekaan yang besar terhadap erosi. Untuk itu perlu ditingkatkan pengembangan hutan jati dan tanaman palawija di daerah ini.

5) Kemampuan Tanah

a). Kemiringan Tanah
Kemiringan tanah dapat dinyatakan dalam prosentase (%) dimana setiap 1% kemiringan tanah berarti terdapat perbedaan tinggi sebesar 1 meter dari 2 tempat sejauh 100 meter. Wilayah Kabupaten Tulungagung dapat dikelompokkan menjadi 6 (enam) klasifikasi kemiringan tanah sebagai berikut:
  • Lereng antara 0-2% merupakan wilayah yang datar dengan luas 46.971,24 hektar atau 40,8% terdapat pada hampir semua wilayah kecamatan, kecuali wilayah Kecamatan Sendang, Pagerwojo dan Tanggunggunung.
  • Lereng antara 2-8% merupakan wilayah yang datar hingga landai dengan luas 5.637,01 hektar atau 4,9%, terdapat hampir disemua kecamatan kecuali Kecamatan Tanggunggunung, Sendang, Pagerwojo, Tulungagung, Pakel, Kedungwaru, Sumbergempol, Ngunut dan Ngantru.
  • Lereng antara 8-15% merupakan wilayah yang landai hingga berombak dengan luas 8.317,46 hektar atau 7,2%, terdapat di hampir semua kecamatan kecuali Tulungagung, Pakel, Kedungwaru, Ngantru, Sumbergempol, dan Ngunut.
  • Lereng antara 15-25% merupakan wilayah yang berombak hingga bergelombang lemah dengan luas 15.875,66 hektar atau 13,8% terdapat di Kecamatan Karangrejo, Kauman, Sendang, Pagerwojo, Gondang, Bandung, Boyolangu, Campurdarat, Besuki, Tanggunggunung, Kalidawir, Pucanglaban, dan Rejotangan.
  • Lereng antara 25-40% merupakan wilayah bergelombang lemah hingga bergelombang kuat dengan luas 22.985,19 hektar atau 19,98% terdapat di Kecamatan Gondang, Pagerwojo, Bandung, Besuki, Campurdarat, Boyolangu, Kalidawir, Pucanglaban, Gondang dan Rejotangan.
  • Lereng lebih dari 40% merupakan wilayah bergelombang kuat dengan luas 15.254,44 hektar atau 13,26% terdapat di Kecamatan Sendang, Pagerwojo, Besuki, Campurdarat, Kalidawir, Gondang, Rejotangan, Tanggunggunung, Bandung, dan Pucanglaban.
b). Kedalaman Efektif Tanah
Kedalaman efektif tanah, pengaruhnya sangat besar terhadap pertumbuhan akan tanaman. Sehubungan dengan hal tersebut di wilayah Kabupaten Tulungagung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
  • Kedalaman lebih dari 90 Cm, meliputi wilayah seluas 50.767,59 Ha atau 44,13% dari luas wilayah Kabupaten Tulungagung, kedalaman ini terdapat dihampir seluruh kecamatan kecuali Tanggunggunung.
  • Kedalaman 60 - 90 Cm, meliputi wilayah seluas 16.094,24 Ha atau 13,99% dari luas wilayah Kabupaten Tulungagung. Kedalaman ini tersebar di Kecamatan Sendang, Pagerwojo, Pucanglaban, Campurdarat, Besuki dan Karangrejo.
  • Kedalaman 30 - 60 Cm, meliputi wilayah seluas 31.176,11 Ha atau 27,10% dari luas wilayah Kabupaten Tulungagung.
    Kedalaman ini tersebar di Kecamatan Tanggunggunung, Campurdarat, Besuki, Sendang, Rejotangan, Pucanglaban, Pagerwojo, Kalidawir dan Bandung.
  • Kedalaman kurang dari 30 Cm, meliputi wilayah seluas 17.003,06 Ha atau 14,78% dari luas wilayah Kabupaten Tulungagung.
Kedalaman tersebut terdapat di Kecamatan, Gondang, Rejotangan, Kauman, Kalidawir, Bandung, Besuki, Campurdarat, Pucanglaban, Tanggunggunung, Sendang, Pagerwojo, dan Boyolangu.
c). Tekstur Tanah
Tekstur tanah berpengaruh terhadap pengolahan tanah dan pertumbuhan tanaman. Sifat tekstur tanah berhubungan erat dengan kandungan udara dalam rongga tanah (porositas), peresapan (permeabilitas), serta daya menyimpan air dan unsur hara lainnya (mudah tidaknya tererosi).
Tekstur tanah ditentukan oleh perbandingan partikel pasir, debu dan liat. Tanah bertekstur halus lebih dalam reaksi kimianya dari pada tanah bertekstur kasar.
Berdasarkan kelas tekstur tanah, wilayah Tulungagung dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan:
  • Tanah bertekstur halus, meliputi wilayah seluas 46.948,23 Ha atau 40,81% dari luas Kabupaten Tulungagung. Golongan ini terdapat di Kecamatan Sendang, Pagerwojo, Ngantru, Pucanglaban, Pakel, Bandung, Campurdarat dan Besuki.
  • Tanah bertekstur sedang, meliputi luas wilayah 29.887,65 Ha atau 25,98% dari luas wilayah Kabupaten Tulungagung. Golongan ini terdapat di hampir semua kecamatan, kecuali Kecamatan Rejotangan.
  • Tanah bertekstur kasar, meliputi wilayah seluas 38.251,13 Ha atau 33,25% dari luas wilayah Kabupaten Tulungagung. Golongan ini terdapat di Kecamatan Pucanglaban.
Penyebaran tekstur tanah di Kabupaten Tulungagung dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
6). Iklim dan Tata Air
a). Iklim
Secara garis besar Kabupaten Tulungagung mempunyai iklim tropis yang terbagi ke dalam dua musim yaitu penghujan dan kemarau. Musim penghujan dipengaruhi oleh angin barat (muson barat) yang jatuh pada Bulan Oktober sampai Maret, dan musim kemarau (muson timur) yang jatuh pada bulan-bulan April-September.

Hal ini diperoleh berdasarkan data seri waktu yang dikumpulkan dari stasiun yang ada di Kabupaten Tulungagung. Dari data yang dikumpulkan menunjukkan curah hujan rata-rata 120,26 mm selama tahun 2006. Curah hujan paling besar pada bulan Januari, Pebruari, Maret, April, Mei, dan Desember. Paling sedikit bulan Juni dan November.
b). Tata Air
Dimuka bumi terjadi siklus hidrologi yang berlangsung secara terus menerus tanpa diketahui awal dan berakhirnya. Radiasi bersumber dari matahari, menyebabkan penguapan air diatas permukaan samudera. Hasil penguapan terkumpul diatas sebagai awan. Dibawah tekanan tertentu awan terkondensasi dan jatuh kembali kepermukaan bumi sebagai hujan. Diatas permukaan bumi, air hujan mengisi sungai-sungai dan danau-danau. Pada permukaan tanah atau batuan yang telah lapuk, air meresap sebagian dan menguap kembali sebagian. Air yang meresap tertahan sebagian akan mengisi reservoir. Peresapan yang terjadi pada tempat yang tinggi air tanah akan muncul kembali ke tempat-tempat yang lebih rendah berupa rembesan-rembesan ataupun sebagian berupa sumber-sumber air. Pemunculan air ke atas permukaan akan membuahkan aliran-aliran kecil menuju sungai dan dari sungai-sungai akan mengalir mengisi samudera kembali.

(1) Air permukaan
Air permukaan merupakan air tawar yang terdapat pada sungai-sungai, saluran-saluran, danau-danau/telaga-telaga, rawa-rawa, empang-empang dan sebagainya
Atas dasar pembagian Daerah Aliran Sungai ( DAS ) Jawa Timur, di Kabupaten Tulungagung termasuk pada 2 (dua) DAS sebagai berikut:
  • DAS Brantas
DAS Brantas di Kabupaten Tulungagung dapat dibedakan:
- Sub DAS Ngrowo-Ngasinan
Sub DAS ini menempati bagian tengah Kabupaten Tulungagung dengan pola aliran sungai yaitu Sungai Ngrowo/Parit Agung/Parit Raya sebagai sungai orde I beserta anak percabangan sungainya baik sebagai percabangan sungai Orde II, Orde III dan orde IV. Anak-anak percabangan sungai tersebut antara lain Sungai Kalidawir, Sungai Ngasinan, Sungai Song, Sungai Klantur, Sungai Babaan, Sungai Wudu, Sungai Gondang, Sungai Bajalpicisan, Sungai Keboireng dan lain sebagainya.
- Sub DAS Lahar
Sub DAS ini menempati bagian utara Kabupaten Tulungagung dengan pola aliran sungai utama yaitu Sungai Brantas sebagai sungai Orde I beserta anak-anak percabangannya sebagai sungai Orde II, Orde III dan seterusnya.
Anak-anak percabangan sungai yang dimaksud antara lain: Sungai Catut, Sungai Boto dan lain sebagainya.
  • DAS/DAL Selosewu
Daerah Aliran Laut (DAL) Selosewu ini di Kabupaten Tulungagung menempati bagian selatan, secara umum bentuk morfologinya miring ke arah selatan dengan pola pengaliran maupun pengeringan sungainya mengalir dan bermuara di Samudera Indonesia/Hindia. Sungai-sungai yang dimaksud antara lain : Sungai Dlodo, Sungai Kerecek, Sungai Ngelo, Sungai Urang, Sungai Molang dan lain sebagainya.
Berdasarkan batas wilayah penyebarannya berbeda antara batas administrasi Kabupaten Tulungagung dengan batas penyebaran daerah tangkapan (Catchment Area) air hujannya pada sistem Sub DAS yang ada. Khususnya pada 2 (dua) Sub DAS yaitu pada sistem Sub DAS Ngrowo-Ngasinan ekosistemnya yang mempengaruhi mencakup 3 wilayah kabupaten yaitu Tulungagung, Trenggalek dan Ponorogo. Sedang pada sistem Sub DAS lahar pengaruh ekosistemnya mencakup 3 wilayah kabupaten yaitu Tulungagung, Blitar dan Kediri.
Berdasarkan kenampakan karakteristik fisiknya pada Sistem DAS-Sub DAS di Kabupaten Tulungagung, secara umum dapat dibedakan menjadi daerah bagian hulu dan daerah bagian hilir.
Daerah bagian hulu di Kabupaten Tulungagung menempati kawasan perbukitan/pegunungan dan lereng tenggara Gunung Wilis. Kawasan ini mempunyai peranan embung/bendung, waduk, tandon air dan lain sebagainya. Sedangkan pada bagian daerah hilir, secara umum menempati daerah dataran rendah/daerah muara sungai yang merupakan daerah pemanfaatan dan penataan air oleh aktivitas kegiatan manusia.
Disini potensi air sangat besar peranannya dimanfaatkan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan/keperluan irigasi, penyediaan air baku untuk minum, industri, perikanan dan lain sebagainya. Disamping pemanfaatan tersebut dalam rangka penataan air banyak dilaksanakan program-program/kegiatan-kegiatan pembangunan seperti pengembangan jaringan irigasi, pekerjaan normalisasi saluran, pembuatan tanggul sungai, pembuatan pelengsengan dan lain sebagainya.
(2) Air Tanah
Proses terbentuknya air tanah berawal dari air hujan yang membasahi tanah dan mengalami infiltrasi (peresapan) membentuk air dalam zone akar (soil water), kemudian mengalami perkolasi dan membentuk air tanah (ground water).
Air tanah menempati suatu formasi geologi yang mampu menyimpan air. Formasi geologi yang mampu menyimpan dan sekaligus meloloskan air disebut sebagai lapisan pembawa air (akifer). Seperti halnya air permukaan, air tanah yang berada dibawah muka tanah itu pun bergerak, baik ke arah vertikal maupun horizontal.
Di Kabupaten Tulungagung dapat dibedakan berbagai lapisan pembawa air (akifer). Ketergantungan terhadap sumber air tanah ini, di Kabupaten Tulungagung masih tinggi, karena pasokan (distribusi) air dari sumber air permukaan/PDAM belum dapat memenuhi kebutuhan. Selama ini sumber air tanah dapat dimanfaatkan / dibutuhkan sebagai sumber penyediaan air oleh berbagai pihak seperti penduduk, perkantoran, industri, pertanian dan lain
sebagainya

Mengingat air merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan manusia, maka diupayakan
agar kegiatan pembangunan yang dilaksanakan adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan sehingga penerapan dan pengisian air tanah seimbang dan terkendali. Keberadaan hutan perlu diperhatikan dalam eksploitasinya, karena hutan sangat berperan dalam hidrologi suatu wilayah, oleh karena itu di dalam kawasan hutan telah dilaksanakan berbagai kegiatan seperti reboisasi.

7) Kebencanaan
Kebencanaan atau bencana alam merupakan fenomena atau gejala alam yang disebabkan oleh suatu proses dalam lingkungan alam yang sering kali mengakibatkan rusaknya sarana dan prsarana fisik hasil pembangunan, serta menimbulkan kerugian yang tidak sedikit baik berupa harta benda maupun korban jiwa manusia.
Di Kabupaten Tulungagung terdapat wilayah yang berpotensi rawan terhadap bencana alam berupa tanah longsor (gerakan tanah, gelombang tsunami, banjir, gempa bumi, dan kekeringan; dimana kerugian yang ditimbulkan oleh bencana alam tersebut mengakibatkan korban yang cukup berarti.
Bencana alam tersebut terjadi disebabkan beberapa faktor, antara lain: tingginya intensitas curah hujan, kurangnya vegetasi penutup lahan, kemiringan lereng, tata guna lahan, batuan/tanah, struktur geologi, kegempaan dan pengaruh aktivitas manusia.

8) Perwilayahan Pembangunan
Dalam kebijaksanaan tata ruang, penetapan perwilayahan pembangunan, maka Kabupaten Tulungagung dibagi dalam 6 (enam) Sub Satuan Wilayah Pembangunan (Sub SWP), yaitu:
  1. Sub SWP Tulungagung dan sekitarnya dengan pusat di Tulungagung meliputi Kecamatan-Kecamatan: Tulungagung, Kedungwaru, Boyolangu dan Ngantru. Kegiatan utama meliputi: pendidikan, perdagangan, jasa, pemukiman, perikanan, industri kecil, peternakan, dan pertanian.
  2. Sub SWP Ngunut dan sekitarnya dengan pusat di Ngunut meliputi Kecamatan-Kecamatan: Ngunut, Rejotangan dan Sumbergempol. Kegiatan utama meliputi: pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, industri kecil, perdagangan, pertambangan dan pendidikan.
  3. Sub SWP Kalidawir dan sekitarnya dengan pusat di Kalidawir, meliputi Kecamatan-Kecamatan: Kalidawir, Tanggunggunung dan Pucanglaban. Kegiatan utama meliputi: pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, pertambangan dan pariwisata.
  4. Sub SWP Campurdarat dan sekitarnya dengan pusat di Campurdarat meliputi Kecamatan-Kecamatan: Campurdarat, Besuki, Pakel dan Bandung. Kegiatan utama meliputi: pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan, industri kerajinan, pertambangan dan pariwisata.
  5. Sub SWP Kauman dan sekitarnya dengan pusat di Kauman, meliputi Kecamatan-Kecamatan: Kauman, Gondang dan Karangrejo. Kegiatan utama meliputi: pertanian, industri kerajinan, kehutanan, perikanan, perkebunan dan peternakan.
  6. Sub SWP Sendang-Pagerwojo dengan pusat di Sendang meliputi Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwojo. Kegiatan utama meliputi: pertanian, perkebunan, kehutanan, pariwisata dan peternakan.
9) Penggunaan Tanah/Lahan
Pola penggunaan tanah pada hakekatnya adalah gambaran ruang dari hasil jenis usaha dan tingkat teknologi, jumlah manusia dan keadaan fisik daerah, sehingga pola pembangunan tanah di suatu daerah dapat mencerminkan kegiatan manusia yang berada di daerah tersebut. Penggunaan tanah bersifat dinamis, artinya penggunaan tanah dapat berubah tergantung dari dinamika pembangunan yang ada. Sehingga dalam menyusun rencana pembangunan atau yang sekarang kita kenal dengan Rencana Umum Tata Ruang perlu diperhatikan fakta wilayah yang ada diantaranya adalah penggunaan tanah yang saat ini ada. Hal ini dimaksudkan agar alokasi kegiatan yang direncanakan sesuai dengan potensi dan daya dukung wilayah dengan penggunaan tanah, karena pada dasarnya penggunaan tanah ini kaitannya dengan penguasaan tanahnya. Berdasarkan pemikiran tersebut diatas, maka data luas dan letak penggunaan tanah menjadi sangat penting, terutama untuk mengetahui berapa tanah yang masih tersedia untuk suatu kegiatan.
- Lahan persawahan
Secara umum lahan persawahan terdapat dibagian tengah Kabupaten Tulungagung dengan luas kurang lebih 26.503,33 hektar atau 23,04%. Lahan ini merupakan lahan yang tergolong sangat baik/subur dengan permukaan rata-rata datar dengan lereng tanah 0-3 persen. Tanah tidak peka terhadap erosi, tekstur lempung dan mudah diolah.
Permeabilitas tanah sedang dengan drainase umumnya baik sampai sedang terdapat genangan-genangan kecil bersifat sementara dan setempat-setempat. Lahan ini amat cocok untuk tanaman semusim. Sehingga tindakan pemupukan dan usaha-usaha memelihara struktur tanah yang baik sangat diperlukan untuk menjaga kesuburan dan mempertinggi produktivitasnya.

- Lahan pemukiman
Merupakan lahan yang digunakan untuk segala jenis bangunan, termasuk daerah sekitar yang dalam penggunaan sehari-hari berkaitan dengan keperluan pemukiman seperti rumah mukim, daerah industri, daerah pertambangan, daerah perdagangan, daerah perkantoran, daerah rekreasi, dan lain sebagainya. Terdapat secara membloky di sekitar/menyesuaikan arah aliran sungai, jalan, dan kawasan-kawasan yang berpotensi untuk dapat berkembang. Luasan keseluruhan kurang lebih 22.572,39 hektar atau 19,62%. Lahan ini merupakan lahan yang tergolong sangat baik/subur dan permukaan datar dengan lereng tanah berkisar antara (0-8)°. Sifat tanah tidak peka terhadap erosi, tekstur lempung-lempung pasiran dan mudah diolah. Permeabilitas tanah sedang, drainase baik-sedang, terdapat genangan-genangan bersifat sementara dan setempat-setempat. Upaya/tindakan pemupukan dan usaha-usaha pemulihan struktur tanah yang baik sangat diperlukan untuk menjaga kesuburannya dan mempertinggi produktivitas.

- Tegalan
Tegalan adalah pertanian kering semusim yang tidak pernah diairi dan ditanami dengan jenis tanaman umur pendek saja, tanaman keras yang mungkin ada hanya pada pematang-pematang. Di Kabupaten Tulungagung lahan tegalan mempunyai luasan kurang lebih 25.202,10 hektar atau 21,90%. Umumnya menempati kemiringan tanah (8-20)°. Sesuai untuk digarap bagi usaha tani tanaman semusim. Usaha-usaha penanggulangan erosi tidak dapat ditinggalkan, yaitu perlu pembuatan teras-teras, tindakan khusus pengawetan tanah dan lain sebagainya.

- Perkebunan
Perkebunan adalah areal yang ditanami jenis tanaman keras dan jenis tanamannya hanya satu atau dua jenis saja, dan cara pengambilan hasilnya bukan dengan menebang pohon. Di Kabupaten Tulungagung perkebunan menempati areal seluas ± 2.607,94 hektar atau 2,27%.

- Hutan
Hutan adalah suatu lapangan yang ditumbuhi pohon-pohon yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya dan ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan. Di Kabupaten Tulungagung hutan menempati areal seluas 30.308,48 hektar atau 26,34 %, menempati sebagian daerah lereng tenggara Gunung Wilis dan sebagian menempati daerah jalur pegunungan/perbukitan selatan Jawa Timur di Kabupaten Tulungagung. Hutan ini mempunyai manfaat yang besar dan penting dalam pengaturan tata air, pencegah erosi, iklim, keindahan dan kepentingan strategis.

- Perairan
Perairan meliputi kolam, tambak, danau, genangan, sungai seluas 827,57 hektar atau 0,72% dari luas wilayah Kabupaten Tulungagung.

Cagar Budaya Kabupaten Tulungagung

Cagar Budaya Kabupaten Tulungagung

Bangsa yang maju adalah bangsa yang mau mengenalkan Obyek wisata daerahnya ke semua aspek sehingga kita sebagai penerus,bisanya melestarikan kebudayaan daerah. Leluhur Bangsa Indonesia, mewarisi kepada generasi penerus berupa warisan budaya bangsa termasuk di dalamnya sejarah dan purbakala (Benda Cagar Budaya). Berbagai ragam benda bersejarah dan purbakala banyak tersisa di wilayah Kabupaten Tulungagung karena Kabupaten Tulungagung merupakan daerah yang banyak rnemiliki peninggalan bersejarah dan purbakala.
Banyaknya peninggalan ini disebabkan lokasi Tulungagung, sangat strategis dan merupakan daerah yang berkembang pada masa kerajaan Kadiri hingga masa Kerajaan Majapahit.
Benda-benda tersebut, merupakan, bukti otentik yang menghubungkan jaman modern dengan masa lalunya. Dengan demikian diperlukan pelestarian yang seksama agar benda-benda tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal. Pelestarian benda-benda serta tempat bersejarah dan purbakala diatur dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1992 tentang Benda cagar Budaya.
Oleh karena itu merupakan tanggung jawab kita untuk memelihara dan mengamankan benda-benda bersejarah dan purbakala dan situs guna pelestariannya.
Diharapkan masyarakat lebih mengenali benda cagar budaya di Kabupaten Tulungagung dapat menumbuhkan kesadaran terhadap arti pentingnya Benda Cagar Budaya dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelestariannya.
CANDI MIRIGAMBAR
Candi Mirigambar berlokasi Desa Mirigambar Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung terbuat dari  Bahan dari Batu Bata, tampak pada Batur baru persegi, beserta sebuah undakan yang dipenuhi ornamen. Diperkirakan dibangun pada akhir Abad ke XIII hingga akhir Abad XIV pada jaman kerajaan Majapahit.
CANDI GAYATRI
Lokasi  Candi Mirigambar ini bertempat di Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung Candi yang berbahan batu bata, berdenah segi empat, berukuran 11,40 x 11,40 m, terdapat tokoh utama berupa arca wanita teletak pada candi Induk. Dibangun pada jaman kerajaan Majapahit masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk.
CANDI AMPEL
Candi Ampel berlokasi di Desa Joho Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung, Candi tunggal dengan didukung banyak peninggalan-peninggalan yang lainnya disekitar Candi antara lain Yoni dan dua buah Arca Dwarapala, sebuah Yoni dan beberapa balok batu Adesit.
GUA PASIRGua Pasir berlokasi Desa Junjung Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung Berada pada lereng Bukit sampai pada dataran yang ada di bawahnya, bagian dalam gua dindingnya dihiasi relief dengan cerita Arjuna Wiwaha sedangkan pada dinding yang lain terdapat hiasan relief penggodaan Arjuna oleh Bidadari (memiliki arti penggodaan Budha oleh anak-anak perempuan Mara).
CANDI PENAMPIHAN
Candi Ampel berlokasi di desa Geger Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung, Situs ini merupakan sebuah candi berundak, teras yang membujur dari timur ke barat berada di lereng Tenggara Gunung Wilis. di bagian atas Altar terdapat sebuah prasasti yang berangka tahun 820 C. Selain itu terdapat banyak peninggalan-peninggalan yang lainnya antara lain dua buah Arca laki–laki dan sebuah Arca Ganesha  serta dua arca tokoh wanita dan sebuah bola batu.
GUA SELOMANGLENG
Lokasi Gua tersebut di Desa Sanggrahan Kecamatan Boyolangu Kabupaten  Tulungagung, Keberadaan Gua tersebut pada sebuah bongkah batu besar (Monolith) dengan bentuk mulut gua persegi empat sebanyak dua buah. Gua pertama dihiasi dengan relief dengan ukuran  panjang 360 cm, ukuran lebar 175 cm, dan ceruk (kedalaman) 380 cm.
CANDI SANGGRAHAN
Berlokasi Desa Sanggrahan Kecamatan Boyolangu Kabupaten  Tulungagung, bangunan Candi tersebut terdiri dari sebuah bangunan induk dan dua buah sisa bangunan kecil lainnya. Bangunan induk berukuran panjang 12,60 m, ukuran lebar 9,05 m dan ukuran tingginya  5,86 m. Serta terdapat Arca Budha sebanyak 5 buah yang masing-masing mempunyai posisi Mudra yang berbeda.
MASJID DAN MAKAM SUNAN KUNING
Berlokasi Desa Macanbang Kecamatan gondang Kabupaten Tulungagung, komplek Masjid secara horizontal terbagi dua bagian antara lain areal Masjid dan areal Makam, menurut informasi Sunan Kuning adalah cikal bakal desa yang sekaligus penyebar agama Islam dimuali dari Desa Sanggrahan selanjutnya seluruh Kabupaten  Tulungagung. Diduga Masjid ini telah ada pada pertengahan Abad XVIII
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur : Mengenal Benda Cagar Budaya di Kabupaten Tulungagung. Tulungagung: Dinas Pariwisata Kabupaten Tulungagung, (2004).
masih banyak lagi Obyek wisata yang terdapat di Kota tulungagung bersinar yang belum diakses...insak allah 2 minggu lagi saya bisa melihatkan pada temen semua. tentang Obyek dan keindahan Kota Tulungagung ini.

Pantai Sidem

Pantai Sidem


Pantai Sidem Tulungagung,Jawa Timur.Di perkampungan nelayan ini wisatawan dapat menemukan industri rumah tangga dengan produk yang dihasilkan seperti berbagai ikan asin dan terasi vang telah dikemas rapi, serta siap untuk dibawa pulang sebagai buah tangan.

Dari kampung nelayan di 
Pantai Sidem ini pula, dapat dinikmati PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang diresmikan oleh Bapak Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1994, dengan kemampuan sekitar 30 Mega Watt. Kedua lokasi wisata pantai ini dapat dicapai melalui jalan darat vang telah beraspal dengan baik dan hanya memerlukan waktu tempuh sekitar 30 menit dari Kabupaten Tulungagung maupun Trenggalek clan + 60 menit dari Blitaratau Kediri. Apabila tidak membawa kendaraan pribadi, kendaraan umum tersedia dari Terminal Bus Kota Tulungagung. 

Pantai Klathak

Pantai Klathak


Klathak pantai adalah salah satu pantai kebanggaan Tulungagung,Jawa Timur. Pantai ini

 memiliki ombak yang fantastis dan dingin dengan angin laut yang lembut. Para pengunjung 

dapat melakukan aktivitas laut di sini, seperti memancing, mandi matahari, voli pantai, dll Ada 

juga pedagang makanan dan minuman di sekitar pantai. Kunjungi dan menikmati pantai 

Klathak di Tulungagung bersama keluarga, teman dan hubungan-hubungan lainnya.

Tulungagung sering disebut sebagai gudang pantai, karena kabupaten ini tinggal di wilayah 

Samudera Indonesia. Provinsi Jawa Timur juga disebut daerah Maritim. Kabupaten 

Tulungagung sendiri memiliki beberapa pantai, termasuk; Molang pantai, pantai Dlodo, pantai 

Brumbun, Gerangan pantai, yang semua orang yang tinggal di sepanjang pantai Samudera 

Indonesia.

Jambooland Tulungagung

Jambooland Tulungagung

Jambooland Tulungagung. Taman wisata dan waterpark Jambooland memang sudah tak asing lagi, tempat ini merupakan tempat wisata favorit masyarakat Tulungagung. Berada di Bukit gunung dengan panorama yang indah, tepatnya 8 km arah barat kota tulungagung.
Jambooland telah memikat banyak pengunjung di weekend, dan tentunya tarif di sini sangat terjangkau untuk kantong uang Tulungagung. Suasananya juga tak kalah indah dengan waterpark yang ada di Kediri maupun Surabaya. Jambooland mempunyai jalur yang searah dengan tempat wisata lain seperti waduk wonorejo.
Berbagai fasilitas yang telah disediakan disini seperti waterpark lengkap dengan slide seluncur, kolam arus, bak tumpah, cafe dan food court. Serta taman wisata indah dan asri lengkap dengan arena bermain anak dan roller coaster. Jambooland juga mempunyai fasilatas resort atau hotel yang mempunyai setting pemandangan gunung dengan sungai berbatuan di sebelah utaranya. 
Bagi anda yang ingin berwisata di Tulungagung dengan keluarga anda yang mayoritas banyak anak kecil, inilah tempat yang cocok untuk anda kunjungi. Tentunya yang dinamakan waterpark tidak mempunyai kedalaman kolam yang derastis, melainkan kolam-kolam disini sangat dangkal dan aman untuk anak-anak kecil yang ingin menikmati wisata air.

Pantai Sanggar

Pantai Sanggar




Pantai Sanggar adalah Pantai Dreamland Tulungagung. Air laut yang jernih, hamparan pasir putih nan luas, panorama pepohonan nan hijau, angin sepoi - sepoi.
Menuju Pantai Sanggar dari Tulungagung, di mulai dari Terminal Gayatri perjalanan naik sepeda motor kurang 1,5 jam berjarak kurang lebih 46 km. Sepeda motor dari Terminal Gayatri menuju perempatan tamanan, belok kanan, menuju Boyolangu dilanjut terus sampai Campurdarat, sampai SMU Campurdarat belok kiri, nanti ketemu tempat wisata juga yang bernama Telaga Mburet (sumber air yang indah) terus menuju Tanggunggunung, terus ke arah desa Jenglungharjo, dan finish dusun Ngelo.
Dari Dusun Ngelo bisa naik sepeda motor, tapi hati - hati jalan masih tanah, kalo takut bisa ojek ke warga setempat, dan lebih aman jalan kaki. Teman Paciwistu paling suka jalan kaki, ada sedikit nuasa adventure kurang lebih 35 menit sampai Pantai Ngalur (Keindahan Pantai Ngalur sama dengan Pantai Sanggar) terus menyusuri Pantai Ngalur menyebrang karang sedikit sampailah ke Pantai Sanggar.
Di Pantai Sanggar tidak ada yang jualan, resiko kalo pantai masih perawan. Karena itu disarankan membawa air mineral, nasi bungkus, jas hujan, snack yang banyak, buah, jangan lupa kamera untuk mengabdikan moment.