Burung Dodo merupakan burung besar berhabitat di Pulau Mauritius di Samudera Hindia yang tidak bisa terbang dan telah mengalami kepunahan.
Sebelum dipastikan punah, burung ini diliputi banyak mitos, sampai akhirnya Harry Higginson dan George Clark menemukan fosil burung Dodo pada tahun 1865.
Fakta tentang Burung Dodo
» Nama Latin pertama yang diberikan oleh Carl Linnaeus pada burung ini adalah ‘Didius ineptus’ yang berarti ‘dodo yang tidak kompeten (tidak bisa terbang)’.
Namun, saat ini para ilmuwan lebih suka menyebutnya sebagai ‘Raphus cucullatus’.
» Predator utama burung Dodo adalah para pelaut Belanda (dan hewan yang dibawa bersama mereka) yang mampir dalam perjalanan ke Kepulauan Indonesia.
Dodo diburu oleh para pelaut dan pemukim pertama di pulau tersebut. Meskipun daging Dodo digambarkan bertekstur keras, hal itu tidak menghentikan para penjelajah memangsa burung ini untuk makanan.
Para pelaut Belanda menjuluki Dodo sebagai ‘valghvogel’ yang diterjemahkan menjadi ‘burung yang menjijikkan’ karena rasa dagingnya yang tidak enak.
» Karakter Dodo dalam Alice Adventures in Wonderland terinspirasi oleh kerangka Dodo yang disimpan di Oxford University Museum of Natural History.
Bertentangan dengan mitos populer yang terkait dengan burung ini, penulis buku Alice, Lewis Carroll (memiliki nama samaran Charles Dodgson), menggambarkan burung ini sebagai makhluk yang bijaksana.
Sebagian orang percaya bahwa karakter Dodo dalam buku Alice merupakan penggambaran untuk diri penulis sendiri.
» Setelah melalui tes DNA dari jaringan lunak yang tersisa, terbukti bahwa dodo merupakan kerabat dekat dari merpati Nicobar.
Yang cukup menarik, ketika Johannes Theodor Reinhardt, seorang ahli zoologi, mengajukan teori bahwa Dodo adalah sejenis merpati tanah, dia banyak mendapat kritik dari rekan-rekannya.
» Beberapa burung Dodo hidup pernah dikirim ke Eropa untuk ditampilkan kepada publik.
Spesimen hidup digunakan sebagai model karena pada saat itu belum ditemukan kamera.
» Pohon tambalacoque atau pohon dodo (Sideroxylon grandiflorum) telah keliru dikaitkan dengan kepunahan burung ini.
Sebelumnya dipercaya bahwa biji pohon ini harus melewati saluran pencernaan Dodo agar dapat berkecambah.
Meskipun termasuk pohon yang jarang, namun tambalacoque tetap bisa ditemui setelah kepunaham Dodo.
Penampilan Fisik
Burung Dodo punah sebelum dimulainya era kamera sehingga selama bertahun-tahun, orang-orang harus bergantung pada lukisan dan deskripsi tertulis dari abad ke-17 untuk menggambarkan burung ini.
Banyak lukisan-lukisan populer karya seniman menggambarkan Dodo memiliki badan gemuk dan bertinggi hingga 1 meter serta bertubuh kuat.
Namun, kredibilitas lukisan-lukisan ini sempat dianggap meragukan karena tren melebih-lebihkan fakta dianggap lazim dalam seni Eropa selama abad ke-17.
Sampai tahun 2007, hanya fragmen kerangka Dodo yang tersedia. Namun, dengan penemuan kerangka lengkap di sebuah gua di Mauritius pada tahun 2007, akhirnya bisa diperkirakan burung ini memiliki tinggi sekitar 1 meter namun dengan badan lebih ramping dan berat sekitar 22 kg.
Burung itu diyakini memiliki paruh 20 cm dengan ujung runcing, bulu keabu-abuan, kaki kuning, dan sayap kecil.
Adaptasi
Mauritius, sebuah pulau di Samudera Hindia, merupakan habitat burung Dodo. Pulau ini terisolasi dari seluruh dunia sampai penjelajah awal mencapai pulau itu pada awal abad ke-16.
Kondisi geografis dan lingkungan pulau memicu evolusi ekstrim yang berwujud dalam gigantisme dan ketidakmampuan Dodo untuk terbang.
Dua atribut inilah yang membuat Dodo begitu populer dalam dunia biologi evolusi karena evolusi ekstrim adalah ilustrasi terbaik tentang bagaimana kekuatan kerja alam.
Burung ini hidup di pulau tanpa predator sehingga mereka tidak perlu terbang untuk melarikan diri dari pemangsa.
Makanan burung Dodo terdiri dari biji-bijian dan buah-buahan yang melimpah di lantai hutan.
Dengan absennya predator dan kelimpahan makanan, burung ini tumbuh besar dan sayap mereka menjadi kecil, sekaligus kehilangan kemampuan untuk terbang.
Penyebab Kepunahan
Burung Dodo amat sempurna berevolusi untuk lingkungan mereka. Apa yang menyebabkan kepunahan tak lain adalah aktivitas manusia.
Burung Dodo tidak pernah terancam di habitat mereka sehingga membuatnya kurang hati-hati ketika pertama kali melihat manusia.
Mereka tidak lari saat bertemu manusia atau kucing, anjing dan babi yang diperkenalkan oleh pemukim awal sehingga membuat mereka menjadi mangsa yang mudah.
Kerentanan semakin membesar karena fakta bahwa burung Dodo membangun sarang di tanah.[]
0 komentar:
Posting Komentar