Kegunaan RAM atau Memori pada Android
Jika CPU (dan GPU) diibaratkan seseorang yang sedang bekerja di balik meja, maka RAM bisa diibaratkan dengan ukuran mejanya. Semakin besar mejanya, maka makin banyak pekerjaan yang bisa ia hadapi sekaligus (dihadapi belum tentu dikerjakan), tanpa perlu membuka lemari.
Atau, makin besar kertas yang bisa ia hadapi ataupun kerjakan. Jika meja terlalu kecil, maka pekerjaan2 tertentu tidak akan bisa dihandle karena kertasnya terlalu besar. Jika meja terlalu kecil, maka orang tsb harus sering bolak-balik ke lemari untuk menukar antara kertas yang sedang dihadapi dan yang sedang disimpan.
RAM diukur dari ukurannya saja (MB atau GB).
Ukuran RAM mempengaruhi:
1. Berapa banyak aplikasi yang bisa di-multitasking dengan lancar tanpa sedikit-sedikit harus memory swap
2. Aplikasi (besar) apa saja yang bisa dijalankan
3. Kinerja ponsel dengan banyak running services atau background apps. Aplikasi yang melakukan X setiap Y menit (misalnya: sync), atau melakukan X jika Z terjadi (misalnya: me-reject panggilan dari nomer tertentu), pasti akan tetap running sebagai background apps.
Kesimpulan/Rangkuman artikel Spesifikasi Android dan Kegunaan RAM Bagi anda yang menanyakan performa ponsel, terutama untuk gaming, sepertinya perlu diperjelas lagi: performa untuk apa? Gaming yang seperti apa? banyak multitasking atau tidak?
Jika tidak akan menjalankan aplikasi yang menggunakan 3D, maka GPU tidak perlu terlalu diperhatikan. Bahkan Adreno 200 sudah cukup untuk menjalankan beberapa game yang cukup canggih.
Jika tidak terlalu banyakk multitasking, maka RAM tidak perlu terlalu besar (512 sudah lebih dari cukup menurut kami). Dan jika multitaskingnya tidak berat (dan selama belum banyak aplikasi yang diprogram secara multithread), prosesor dualcore tidak akan mengubah performa secara drastis.
Jika ingin user interface yang smooth, maka perlu diperhatikan kombinasi antara prosesor dengan ukuran layar & jumlah warna (karena sayangnya Android UInya belum 3D-accelerated).
Bonus: Internal Memory Sering dilupakan orang, internal memory juga menentukan seberapa powerful ponsel Android agan. Bukan dalam mengerjakan aplikasi, tapi dalam jumlah aplikasi yang bisa disimpan.
Jika ponsel anda tidak di-root dan dioprek dengan cara tertentu, maka aplikasi harus diinstall di internal memory. Pada beberapa aplikasi, ada sebagian dari aplikasi tersebut yang bisa dipindah ke external memory, jadi hanya menggunakan lebih sedikit internal memory. Tapi, tidak semua aplikasi bisa dipindah ke external memory, yang dipindah juga tidak semua, dan seringkali ada pengurangan kemampuan (misalnya: tidak lagi bisa dipasang sebagai widget) jika dipindah ke external memory. Tapi ini hanya berlaku jika anda tidak me-root dan mengoprek ponsel agan.
Hal ini diperparah dengan aplikasi-aplikasi tertentu yang menyimpan cache di internal memory seperti chat history, downloaded attachments, transfer data bluetooth, dsb), akan lebih cepat penuhnya.
Jika anda memilih untuk membeli ponsel Android dengan internal memory yang kecil dan tidak berani melakukan rooting karena takut garansi hilang atau sebagainya, maka anda harus bersiap-siap untuk memikirkan aplikasi apa yang harus di-uninstall, tiap kali ingin meng-install aplikasi baru.
0 komentar:
Posting Komentar