Deneva Class Apa Perbedaan antara Antiperspirant dengan Deodoran? | SEGENGGAM ILMU

Pages

Selasa, 10 Maret 2015

Apa Perbedaan antara Antiperspirant dengan Deodoran?


Deodorant-vs-Antipersperant

Proses penguapan cairan tubuh yang sering disebut sebagai berkeringat adalah proses alami yang ditujukan untuk mengatur suhu tubuh.
Berkeringat ditandai dengan pelepasan cairan asin oleh kelenjar keringat. Tubuh lantas mendingin ketika keringat menguap dari permukaan kulit.
Seseorang kemungkinan berkeringat lebih banyak selama cuaca panas atau ketika melakukan aktivitas fisik yang menyebabkan otot-otot memanas.
Keringat juga bisa terjadi sebagai respon terhadap stres, marah, atau takut.
Berkeringat dapat menjadi penyebab rasa tidak percaya diri ketika menimbulkan bau badan yang tidak sedap.
Namun, masalah memalukan ini dapat diatasi dengan menggunakan antiperspirant dan deodoran.
Sebagian orang berpikir tidak terdapat perbedaan antara kedua produk ini. Faktanya, keduanya merupakan produk yang berbeda.

Berkeringat dan Bau Badan Tidak Sedap

Terdapat dua jenis kelenjar keringat pada tubuh manusia yaitu ekrin (eccrine) dan apokrin (apocrine).
Kelenjar ekrin mengeluarkan air dan garam dan membantu mengatur suhu tubuh.
Kelenjar apokrin, yang terutama terdapat di ketiak, selangkangan, tangan, dan kaki, memproduksi dan mengeluarkan keringat yang mengandung protein dan asam lemak.
Kedua kelenjar ini berkembang sepenuhnya setelah masa pubertas dan bertanggung jawab untuk bau badan yang tidak sedap.
Keringat yang dihasilkan oleh kelenjar apokrin lebih kental dan berwarna kuning, sehingga menjelaskan noda keringat kekuningan di ketiak baju berwarna terang.
Meskipun keringat sebenarnya tidak berbau, bau tidak sedap muncul ketika bakteri mulai berkembang biak di keringat yang mengandung asam lemak.
Antiperspirant vs. Deodoran
Perbedaan utama antara kedua produk ini terletak pada mekanisme atau proses kimia yang berlainan dalam melawan masalah keringat.
Antiperspirant menggunakan bahan kimia atau astringent kuat yang menyumbat atau memblokir pori-pori sehingga mencegah pelepasan keringat.
Sebagian besar dari antiperspirant mengandung bahan kimia seperti aluminium atau zirkonium untuk memblokir pori-pori.
Bahan aktif aluminium klorida membentuk sumbat seperti gel yang menyumbat pori-pori dan membuat Anda bebas keringat.
Deodoran, di sisi lain, tidak mencegah Anda dari berkeringat.
Deodoran bekerja dengan mencegah bakteri berkembang pada bagian tubuh yang berkeringat.
Bahan kimia yang disebut triclosan membuat kulit ketiak terlalu asam sehingga mencegah pertumbuhan bakteri yang menjadi penyebab bau badan tidak sedap.
Meskipun bebas keringat tampak akan menguntungkan, deodoran akan menjadi pilihan lebih baik bagi mereka yang tidak ingin menghambat proses alami tubuh dalam berkeringat secara normal.

Keamanan Produk

Jadi, apakah aman untuk menggunakan kedua produk tersebut?
Berbagai studi sudah dilakukan untuk meneliti keamanan dan kemungkinan efek samping dari produk-produk ini.
Penelitian menunjukkan bahwa senyawa aluminium yang digunakan dalam antiperspirant bisa berasimilasi dalam aliran darah dan menyebabkan masalah kesehatan serius.
Penelitian untuk melihat ada tidaknya hubungan antara penggunaan antiperspirant dan penyakit Alzheimer juga terus dilakukan.
Dalam kasus deodoran, produk yang mengandung paraben harus dihindari. Paraben diduga bisa mempengaruhi tingkat estrogen.
Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan rutin produk yang mengandung paraben bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap kanker payudara.
Itu sebab, sebelum membeli salah satu produk anti bau badan, periksa label kemasan untuk memeriksa kandungan bahan pembuatnya.[]

0 komentar:

Posting Komentar